Random Thought P - 1 (Orang tua yang suka membandingkan anaknya)

Kring.... Kring, ringtone HP ku sore ini berbunyi, muncul sebuah nama di kontakku yang sudah sangat jarang berkomunikasi dengan ku, dia adalah teman SMP ku, dan rasa penasaran akhirnya membuat aku mengangkat telpon dari dia. Sungguh aku tak menyangka komunikasi hari ini membuat aku mempunyai sumber inspirasi untuk kembali menulis. Terima kasih buat kamu sahabat ku, random talk hari ini sungguh bermanfaat dan terima kasih izinnya untuk bisa mempublikasikannya di blog ku.

Random talk kami hari ini tentang kisahnya tentang orang tua yang suka membandingkan anaknya dan aku ingin mengajak setiap pembaca blog ini untuk memberikan random thought nya. Memang bukan hal menyenangkan jika berada diposisi orang tua yang suka membandingkan anaknya, aku pun merasakan hal yang sama dan bahkan kamu juga begitu. Ketika aku iseng surfing di google, begitu banyak pembahasan tentang kasus orang tua yang suka membandingkan anaknya.

 

Orang tua yang suka membandingkan anaknya memang tanpa mereka sadari dapat membuat psikologi anaknya menjadi rusak karena merasa terbeban atas perbandingan tersebut apalagi saat orang tua menyayangi hanya seorang anak dalam satu keluarga yang mempunyai dua orang anak atau lebih. 

Aku ingin berbagi sedikit pengalamanku, aku juga pernah merasakan hal seperti itu. Sebagai anak tertua, aku pernah merasa orang tua ku lebih menyayangi adek-adekku daripada aku sendiri, hingga akhirnya suatu hari aku pernah mengutarakan isi hatiku ke orang tua ku tapi tentunya dengan cara komunikasi yang tidak menyakiti hati orang tua. Sejak hari itu, mindset ku berubah. Sebenarnya orang tua tidak pernah menginginkan adanya pembandingan antara anak-anaknya dan mereka mengakui melakukannya diluar kesadarannya. Saat percakapan itu dimulai, umurku genap 20 tahun, dan orang tuaku mengatakan itu adalah umur aku bisa mandiri, bisa memberikan pendapat sendiri tanpa harus bantuan orang tua. Jujur sebenarnya umur itu bukan menjadi hal mudah bagiku untuk menentukan jalan hidupku tanpa bantuan orang tua namun orang tua mengatakan bahwa saat itu adalah saat bagi orang tua ku fokus ke adek-adekku.

Seiring berjalannya waktu hingga akhirnya aku pergi merantau dari Medan tahun 2017 silam, aku semakin menyadari memang adekku lagi membutuhkan orang tuaku dan aku mulai menerima secara perlahan bahwa kasih orang tuaku harus terbagi sekalipun sebenarnya masih cukup besar kasihnya, hehe.

Teman-teman, terkadang pasti kita merasa orang tua jahat banget dan sudah tidak sayang pada kita, tapi itu adalah asumsi yang salah, semua ada waktunya dan kalian harus bisa menyesuaikannya. Ketahuilah setiap anak terlahir dengan keunikkan dan talenta nya sendiri, maka jika kamu sempat mengalami dan berpemikiran seperti kisah aku dan temanku ini, kamu mungkin bisa mengikuti caraku seperti:

1. Berhentilah mengasihini dirimu melainkan banyak bersyukur dan mencari tahu apa talenta yang telah Tuhan berikan kepadamu

2. Jika hal itu masih mengganjal dihatimu, cobalah utarakan perasaanmu ke orang tuamu dengan cara yang baik dan tidak menyakiti hatinya. Ingat, orang tua adalah wakil Tuhan didunia ini, kita tidak akan bisa hadir didunia ini tanpa orang tua kita.

3. Selalu berpikir positif dan perbanyaklah teman serta perbanyaklah mendengar sharingan dari teman-temanmu, mungkin pengalaman orang lain bisa menjadi guru bagi kehidupan kita untuk menjadi lebih baik

Sekian random thought hari ini, semoga berguna ya, senang bisa berbagi kisah dengan kalian. Aku tunggu pendapatnya.

#salamkakipanjang

#DSPG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARO ETHNICS P_1

Coretan Tangan

KARO ETHNICS P-2