Ikon Terdalam di Melayu Deli
Melayu Deli Indonesia adalah julukan Sumatera Utara. Sekarang kita bahas ikon terdalam di Melayu Deli.
1. Gendut Putih Pemilik Sumsum Bercitarasa Manis
Geli pasti itu respon pertama yang keluar saat kita melihat ini, begitu juga dengan saya saat pertama melihat hewan ini. Membayangkan memegangnya saja tidak pernah apalagi memakannya. Namun, saya sudah berhasil memakannya..haha. Inilah kidu, hewan yang bertubuh gendut yang memiliki isi tubuh seperti sumsum bercitarasa manis. Kidu dan kidu-kidu itu berbeda jauh. Kidu ini adalah ulat yang ada di pohon enau, orang Karo biasanya memakan kidu ini dengan cara digoreng kemudian dimakan langsung ataupun digulai dengan kunyit, bawang merah, bawang putih, dan kincung. Kidu juga dimakan oleh masyarakat pedalaman Sulawesi, biasanya terdapat di pohon sagu dan mereka memakannya tanpa memasak. Rasanya sama saja loh. Ayo, tunggu apalagi silahkan coba ya :)
2. Air Nira
Ini air nira, berasal dari pohon enau, air nira ini rasanya manis dan menyegarkan.
Biasanya nira ini dikumpulkan dari mayang (bunga) dari pohon enau yang dipotong. Sebuah wadah diikat ke tunggul bunga untuk mengambil nira. Cairan putih nira yang terkumpulkan awalnya cenderung sangat manis dan tidak mengandung alkohol sebelum difermentasi. Nira yang manis dan tidak mengandung alkohol ini biasanya dijual di Indonesia sebagai minuman jajanan tradisional yang disajikan dingin.
3. Ikan Pora-Pora
Danau Toba bukan hanya sebagai tempat wisata, tetapi juga sumber penghasil gambar diatas. Ini namanya ikan pora2, bentuknya kecil dengan ukuran sekitar 17 cm, ikan ini biasanya digoreng dengan tambahan rempah2 dan rasanya sangat rapuh, bisa digoreng dengan tambahan tepung goreng seperti gambar dibawah ini.
Biasanya nira ini dikumpulkan dari mayang (bunga) dari pohon enau yang dipotong. Sebuah wadah diikat ke tunggul bunga untuk mengambil nira. Cairan putih nira yang terkumpulkan awalnya cenderung sangat manis dan tidak mengandung alkohol sebelum difermentasi. Nira yang manis dan tidak mengandung alkohol ini biasanya dijual di Indonesia sebagai minuman jajanan tradisional yang disajikan dingin.
3. Ikan Pora-Pora
Danau Toba bukan hanya sebagai tempat wisata, tetapi juga sumber penghasil gambar diatas. Ini namanya ikan pora2, bentuknya kecil dengan ukuran sekitar 17 cm, ikan ini biasanya digoreng dengan tambahan rempah2 dan rasanya sangat rapuh, bisa digoreng dengan tambahan tepung goreng seperti gambar dibawah ini.
4. Gula Tualah
Gula tualah ini juga makanan khas karo, terbuat dari kelapa dan gula merah, rasanya juga enak loh
Biasanya seh di sukamakmur ada jual, coba aja rasain, pas bazaar gereja juga biasanya ada, pokoknya gak nyesal tapi kalau yang punya sakit gula dan gigi, hati-hati makan ini ya. Gambarnya mirip dengan gambar di bawah ini tapi bukan ini gambar gula tualah sebenarnya, lain kali saya berikan lah gambar sebenarnya jika suatu saat saya makan lagi..Oke ^_^
Gula tualah ini juga makanan khas karo, terbuat dari kelapa dan gula merah, rasanya juga enak loh
Biasanya seh di sukamakmur ada jual, coba aja rasain, pas bazaar gereja juga biasanya ada, pokoknya gak nyesal tapi kalau yang punya sakit gula dan gigi, hati-hati makan ini ya. Gambarnya mirip dengan gambar di bawah ini tapi bukan ini gambar gula tualah sebenarnya, lain kali saya berikan lah gambar sebenarnya jika suatu saat saya makan lagi..Oke ^_^
5. Seram tapi Enak
Seram tapi enak mungkin inilah julukan yang cocok untuk makanan ini.
Nama makanan ini adalah pagit-pagit. Pagit-pagit sama saja dengan trites hanya saja beda nama dari daerahnya saja. Pagit-pagit dikenal oleh orang karo yang ada di sekitar Langkat, mulai dari Kuala sampai daerah Langkat sekitarnya.
Trites/pagit-pagit adalah makanan khas Karo yang mungkin tidak ada suku di dunia ini
yang mempunyai ciri khas seperti ini. Trites terbuat dari bahan pokok utama
makanan lembu/kerbau yang masih ada di lambung (usus besar) sudah dihaluskan
kembali oleh kerbau/lembu tetapi belum dihisap sarinya. Jadi ketika
lembu/kerbau dipotong bahan dari dalam usus tersebut dipisahkan dulu dalam wadah
yang lain. Nampaknya makanan ini menjijikan tetapi sungguh lezat dan menurut
tradisi karo makanan berkhasiat mengobati sakit perut.
Bahan-bahan:
1.
Bahan trites 2 kg
2.
Usus/cincang lembu ½ kg
3.
Kelapa 2 butir
4.
Daun jeruk purut 5 lembar
5.
Serai 3 biji
6.
Cabe secukupnya (menurut selera)
7.
Bawang Putih 6 siung
8.
Bawang Merah 6 siung
9.
Kunyit 1 butir (agak
besar)
10.
Asam Patikala 15 buah (as arias)
11.
Garam secukupnya
Cara membuat:
Bahan trites/pagit-pagit ditambah air 1 gelas, lalu diperas, ampasnya disisihkan airnya
ini yang akan dipakai; baru ampas yang sudah disisihkan tadi taruh kembali air
lalu diperas kedua kalinya, lalu ampas bisa dibuang. Air perasan tadi disaring
dengan kain kasa yang bersih dan selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah untuk
memasak (di Karo biasa dibuat periuk tanah) lalu dimasak di api yang tidak
terlalu menyala sambil dimasukkan cincang/usus lembu. Masukkan bumbu-bumbu:
daun jeruk, serai dan sedikt garam. Biarkan masakan mendidih, setelah mendidih
bersihkan buih yang timbul sampai nanti tidak berbuih lagi.
Setelah daging usus/cincang lembek, masukkan asam (dipukul saja), haluskan
kunyit, bawang putih, bawang merah, cabe lalu dimasukkan. Biarkan beberapa
saat, sambil memarut kelapa dan diperas; ingat perasan kelapa jangan terlampau
banyak air. Lalu santan dimasukkan---tunggu beberapa saat dan rasain garamnya.
Proses memasak terites ini memakan waktu yang cukup lama. Aromanya akan
merangsang selera makan kita. Selamat mencoba!
Komentar
Posting Komentar