Virtual Social Activity Program (VSAP)


Hola semua, udah lama banget ya tidak menulis di blog ini. Kali ini aku lagi mengobati rasa rinduku untuk menulis dan ingin mengajak teman-teman kasih pendapat tentang ide yang terlintas dipikiran ku selama masa pandemi Covid 19, sebelum masuk ke intinya, kita bahas dulu ya tentang perkembangan teknologi. Check it out.

Saat ini, teknologi terus bertumbuh dan berkembang, diibaratkan seperti manusia yang terus bertumbuh dan berkembang dari bayi menjadi dewasa. Tanpa kita sadari juga tahukah kamu bahwa kita hidup pada zaman di mana teknologi tengah berkembang ke fase dewasa? Seperti dikutip dari artikel pada blog http://xputarfilm.blogspot.com, berikut sekilas ulasan balik perkembangan teknologi saat ini.

1. FORMAT FILM BIASA                     
                             
Format film ini masih sering dan banyak digunakan bioskop-bioskop di Indonesia. Film ini diputar dengan menggunakan roll film dan proyektor dengan kualitas standar. Kualitas gambar yg dihasilkan pun biasanya standar, terdapat benang-benang halus, subtitle yang terkadang berubah-ubah warna atau tiba-tiba muncul sepasang huruf yang entah maksudnya apa. Kualitas suara terkadang cempreng karena Roll film yang sering diputar. Selain itu, film-film berdurasi panjang akan ada sedikit jeda (tergantung proyektor dan teknisi operatornya). Hal ini diakibatkan penggantian Roll 1 ke Roll 2.

2. FILM TEKNOLOGI 2D
               
Berikutnya, film dengan format teknologi 2D. Seperti yang sempet admin jelasin di awal, 2D ini menandakan kualitas film digital guys. Ciri khas film berformat teknologi 2D ini adalah tidak adanya benang halus, suaranya yang bagus, warnanya lebih cerah, dan tajam. Bagian-bagian adegan yang tersensor (dengan cara potong adegan) lebih halus ketimbang format biasa, bahkan seperti tidak tersensor potongan adegan tersebut. Secara umum, format 2D ini memiliki gambar yang lebih halus layaknya kita menonton DVD di rumah dengan kualitas suara yang bagus. Kemudian, dalam hal memberikan pengalaman kepada penontonnya, film dengan teknologi 2D ini hanya menawarkan Audio dan Video tapi tentunya dengan kualitas yang lebih bagus dari film dengan format biasa. Namun sayangnya, film dengan format 2D ini memiliki kekurangan, yaitu resolusinya yang tidak sebesar format biasa, karena apabila semakin lebar resolusinya maka akan semakin gepeng layarnya.
3. FILM TEKNOLOGI 3D
Film berformat 3D ini merupakan tanda dari kemajuan dan kecanggihan teknologi kita saat ini. Untuk pertama kalinya, ketika film dengan format ini muncul, kita diharuskan menggunakan kacamata khusus untuk menontonnya. Hal ini karena film dengan teknologi ini diputar dengan tampilan 2 proyektor yang membuat gambar seolah-olah keluar dari layar. Ini membuat Penonton yang menontonnya merasakan efek nyata dari film yang Penonton tonton. Sebelumnya, hanya film animasi saja yang ada teknologi 3D nya. Tapi, dengan berkembangnya kecanggihan CGI, maka film biasa seperti live action pun sudah berformat 3D.

4. FILM TEKNOLOGI 4D
                          

Next, film berteknologi 4D. Sebenarnya, film berteknologi 4D ini tidak jauh berbeda dengan film berteknologi 3D. Hanya saja letak perbedaannya pada efek yang ditimbulkan. Jadi efeknya itu adalah kursi yang bergoyang, efek asap, efek angin yang berembus, efek hujan (air yang menyiprat), efek gelembung, dan efek yang menimbulkan suasana yang disesuaikan dengan film yang sedang diputar.  Seperti, ketika adegan gempa bumi, maka kursi yang kita duduki akan bergetar. Saat adegan salju, AC tiba-tiba semakin dingin dan saat adegan di padang pasir heater dapat memanas yang membuat kita seolah-olah berada di sana. Dengan adanya efek-efek tersebut, akan membuat penonton merasakan pengalaman yang nyata dengan film tersebut.
5. FILM TEKNOLOGI 5D
Di beberapa negara Eropa, ada bioskop yang mengusung teknologi 5D, 6D, 7D dan 8D. Selisih angka tersebut menunjukkan jumlah tawaran sentuhan pengalaman atau efek yang ditawarkan. Hanya beda di tambahan efek-efek yang lain. Itu pun jika film yang diputar menggunakan efek yang baru. Nah, kalo yang di film 5D ini tambahan efeknya ialah menimbulkan bau. Misalnya, bau asap, bau air, dan lain-lain. Di samping itu, efek salju yang dikeluarkan benar-benar menyerupai salju yang turun dari langit-langit.
 
6. FILM TEKNOLOGI 6D
 

Tambahan efek baru pada film berteknologi 6D ini adalah efek yang seolah-olah ada api, efek angin di kursi dekat leher penonton, dan efek gertakan-gertakan dari dalam senderan kursi.
7.  FILM TEKNOLOGI 7D & 9D               
Tambahan efeknya mungkin dari segi gambar yang muncul di layar. Kali ini, benar-benar lebih nyata. Beberapa kota besar Eropa sudah mengadopsi teknologi ini. Namun di Selandia Baru sudah ada di beberapa kota. Bioskop yang pertama ada di Dunedin, Selandia Baru.
Nah,buat kamu yang penasaran lebih lengkapnya gimana sensasi teknologi 2D-9D, bisa search di google langsung ya atau ini aku kasih videonya ya, hehe. 


Sekarang kita masuk keintinya ya, semoga kalian bertanya dalam hati, kenapa sih aku hubungkan perkembangan teknologi resolusi film ini dengan judul blog ku kali ini ?Jadi ceritanya begini teman-teman, dimasa pandemi covid 19 ini, kita disarankan melakukan social distancing. Dengan adanya ini, kita tidakbisa kemana-mana dan mengurangi interaksi sosial kita, pasti jenuh kan ? Haha, atau cuma aku sendiri yang merasakannya, hahaha.
           
Sekarang aku jelasin ya apa itu Virtual Social Activity Program (VSAP). Virtual Social Activity Program (VSAP) ini adalah ide yang yang konsepnya begini teman-teman, aku berharap pemerintah atau peneliti atau anak IT lainnya bisa menciptakan suatu program yang isinya berisi beberapa aktivitas sosial umum di masyarakat. Sebagai contoh, travelling, pendidikan, perfilman, dan sebagainya. Mungkin tampilannya bisa kurang lebih begini ya.


Bagaimana cara kerja nya ???
Jika misalkan kita pilih travelling, nanti diharapkan ada pilihan pengen travelling ke daerah wisata mana saja, setelah kita pilih tempat wisata yang kita tuju, kita bisa seolah-olah secara nyata berada disana bersama masyarakat lainnya sekalipun kita berada dirumah masing-masing tanpa harus menggunakan kacamata resolusi dimensi dan kursi efek, nah disini juga butuh bantuan pengelola tempat wisata untuk ikut serta ambil bagian dalam pemunculan program ini. Bagaimana tugas pengelola tempat wisata ? Gampang kok, mereka tinggal merekam kondisi tempat wisata kemudian diserahkan ke anak IT/Pemerintah/Peneliti yang buat program ini agar mereka bisa membuat konsep 9D-nya. Begitu juga selanjutnya jika kita memilih aktivitas sosial lainnya seperti pendidikan dan sebagainya. Harapannya juga misalnya di dunia pendidikan, guru juga bisa seolah-olah nyata ngajar dan berinteraksi dengan muridnya, begitu juga murid yang bisa seolah-olah nyata berinteraksi dengan guru dan teman-temannya sekalipun saat ini berada di rumah masing-masing, tanpa harus kesekolah dimasa pandemi covid 19 ini.
           
Menurutku, biaya penelitian ini cukup mahal sih tapi setidaknya bisa mengobati dan menghibur masyarakat yang tidak bisa melakukan refreshing serta kehilangan aktivitas sosial lainnya di masa pandemi Covid 19 ini.Nah, menurut kalian gimana nih tentang pendapat ku? Kalian bisa kasih komentar di kolom komentar ya, mohon kerendahan hatinya ya. Terimakasih.
           
Salam sehat dan tetap bahagia. ^_^
DSPG


Komentar

  1. Mantap terus lah menulis..👍👍👍

    BalasHapus
  2. penasaran ,,ingin merasakan sensasi teknologi 2D-9D

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasi, semoga segera pemerintah dan anak-anak muda kreatif bs menerapkannya ya, hehe

      Hapus
  3. ide VSAP ini bisa membentuk dunia penuh imajinasi ya. sensasi yg bisa dirasakan tapi terbatas hanya kepada tampilan. sensasi 3D. krena sensasi 4D sampai ke 9D membutuhkan ruangan khusus dan bantuan faktor-faktor penambah lainnya. but its a good start to make innovation.

    Ms. DSPG, please kindly write the 'proposal' for our $ 6671.34 team

    BalasHapus
  4. Mantap, terus lah menulis dan berkreasi, jaga kesehatan, TUHAN Berkati 😊🙏🇮🇩

    BalasHapus
  5. Mantap kerinaa.. Lanjutkann ����

    BalasHapus
  6. Kreatif n bagus, ditunggu tulisan selanjutnya ��

    BalasHapus
  7. Gimana nge like nya 🤣🤣🤣

    BalasHapus
  8. Hmm,
    Mungkin lebih mirip ke VR (Virtual Reality), dari segi konsep mirip dimana user "dihadirkan" di sebuah lingkungan yang baru. Aplikasi nyatanya adalah dalam bentuk game yang saat ini paling umum.
    Sedangkan untuk konsep sebaliknya disebut dengan AR (Augmented Reality), dimana user tidak dipindahkan atau tetap ada di lingkungan nyata, namun elemen-elemen visual ditambahkan disini (didukung oleh alat-alat tertentu). Mungkin contoh yang relevan untuk AR ini adalah aplikasi IoT (Internet of Things) yang saat ini mulai banyak dikembangkan, IMO Intel Corp. adalah salah satunya,

    CMMIW.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARO ETHNICS P_1

Tiwul, Si Kecil yang Enak dan Mengenyangkan

Coretan Tangan